Pertanyaan klasik, kenapa kalo berak di rumah lebih nyaman daripada berak di toilet umum. Banyak orang yang berfikiran untuk menanyakan hal yang sama, tapi ketika bertanya, gaada yang tau jawabannya.
Ada seorang ilmuan Yunani yang memberikan teori kepada gue bahwa, "Pantat kita menyambungkan saraf pantat menuju otak yang menyebabkan pantat dapat mengetahui lokasi di mana dia bakalan mengeluarkan beraknya. Ketika dia merasa lokasi tersebut sering dia beraki, maka dia (Pantat) bakalan nge-bookmark tempat tersebut dan melabelkan tempat tersebut sebagai Home."
Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa, pantat kita dapat mengetahui tempat paling enak buat berak. Karena nyaman, maka pantat akan mengeluarkan berak dalam kualitas tinggi, serta ga nyisa di usus.
Kadang, kalo berak nyisa di usus, pasti rasanya ga enak. Bolak-balik ke kamar mandi buat bisa nuntasin tugas mulia ini.
Teori di atas didukung oleh seorang ahli bidang defekasi asal Jerman yang menyatakan bahwa, "Ketika sonar yang dipancarkan oleh pantat kita ketika berak di luar daerah bookmark, maka pantat akan ngambek dan tidak mengeluarkan eek dengan kualitas di bawah C".
Seperti yang kita ketahui, bahwa eek pada dasarnya memiliki kualitas produk seperti halnya susu sapi, bulu domba, dan buah-buah yang dipetik dari pohon. Nilai estetika dan ergonomis dari eek juga perlu dipenuhi sehingga eek yang dihasilkan mampu meraih patokan kuaitas S.
Alasan kenapa kita lebih nyaman berak di rumah dibanding berak di toilet umum adalah, karena pantat sudah lebih pewe di toilet rumah dibanding toilet umum. Mungkin pantat menganggap bahwa toilet rumah lebih nyaman, bersih, dan higienis karena mbak bekerja dengan sangat rajin demi menjaga pantat majikannnya.
Sayang banget gue gaada pembantu. Jadi gue yang ngelapin tempat duduk toilet. Gue sayang pantat papa dan mama.
Sementara di toilet umum, pantat akan merasa tidak nyaman karena sonar pantat akan menerima sinyal akan bekas menjijikkan oleh pantat yang tidak dikenal. Ketika akan duduk di toilet umum, pantat akan mengirimkan sinyal ke otak bahwa pernah ada pantat lain yang pernah duduk di toilet tersebut.
Sekalipun dipaksa dan tetap bersikeras untuk duduk di toilet umum, pantat akan mengirimkan sinyal bahwa ia tidak nyaman dan meminta otak untuk menggerakkan tangan untuk langsung cebok dan meninggalkan tempat tersebut.
Begitu pula dengan toilet jongkok, untuk toilet jongkok di rumah pasti akan merasa nyaman karena pantat dapat menghitung dengan tepat di mana titik aman ketika eek sampai di permukaan air dan airnya ga nyiprat kena kaki.
Sementara di toilet jongkok umum, pantat akan sulit mengakurasikan jatuhnya eek dan radius cipratan air toilet ke kaki karena pantat belum terbiasa di daerah tersebut.
Dari ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa alasan kenapa kita lebih nyaman berak di rumah daripada di tempat umum adalah karena pantat kita belum terbiasa dengan lingkuangan luar.
Sekian laporan penelitian Kafi.
Begitu pula cinta. Ketika sudah terbiasa dengan seseorang dan cinta tumbuh, akan sulit untuk bisa terbiasa dengan orang lain. Terutama cowok. Mau se-caper apapun dia sama orang-orang di sekitarnya, kalo hatinya udah nge-bookmark seseorang, maka, meskipun dia sering ngobrol sama cewek lain, tempat dia kembali cuma pada satu orang.
Jadi, kalo misalnya ada yang selingkuh atau nikung dari lo, berarti cinta dia belom ke-bookmark di hati lo.
Cinta itu pantat.
Pantat itu cinta.
Orang tak berpantat maka tak pernah dicinta.
No comments:
Post a Comment