Happy birthday Teranggana!!!!! Udah setahun aja nongkrong di list grup Line gue. Bangganya Papa. Ga sih, gue bukan bapaknya Teranggana. Anak Teranggana punya bapak masing-masing, begitu pula gue. Lagian juga, kalo anak-anak Teranggana punya bapak kayak gue, mungkin mereka udah nyesel dan minta ibunya nikah sama bapak yang lain aja.
Kalo ga salah, gue pernah cerita ini di SINI. Dan di postingan kali ini cuma buat menuangkan perasaan gue (Halah) (Sebaiknya lo baca prequelnya di link yang barusan gue kasih daripada bingung pas lo baca yang ini).
Kembali ke topik, ternyata udah setahun aja Teranggana. Jujur, landasan awal gue adalah nyari temen sesama E-Writer, tapi sekarang tujuan gue adalah jalan bareng menuju kesuksesan bareng anggota yang lainnya. Ditambah lagi, Teranggana punya sistem kepengurusan. Kreshna jadi wakil, Kaput jadi sekretaris, Witha, Liefa, Mou, dan Anggi jadi editor, Kibay, dan ka Zahra jadi pengkoreksi, Isal jadi humas, Dama jadi pencetus ide-ide besar sekaligus sekretaris 2, Reffa jadi keamanan, dan gue sebagai orang yang cuma berharap semuanya kelar.
Bisa dibilang gue adalah Sun Go Kong nya Teranggana, yang kerjanya main-main, suka asik sendiri, teledor, dan pastinya mirip monyet.
Gue ga punya banyak doa buat Teranggana, karena doa gue dari dulu selalu sama yaitu bikin E-Writer dianggap sama masyarakat. Bikin Indonesia tau kalo E-Writing itu sesuatu. Ya tapi semua butuh proses, kan?
Gue juga ga punya banyak harapan, karena harapan gue dari dulu selalu sama yaitu bikin Teranggana sukses dan anak-anaknya bahagia. Gue udah terlalu banyak ngasih harapan sama mereka, dan gue harus kabulin itu. Seakan-akan mereka kayak, "Papa! Mana mainan yang katanya Papa mau beliin!?", dan gue adalah seorang ayah yang dililit utang sama geng Kapak.
Janji? Ya janji gue masih sama, jadi ketua yang baik. Tapi sebelum jadi ketua yang baik, gue harus bisa jadi manusia yang baik. Dan sebelum menjadi manusia yang baik, gue harus belajar jadi manusia yang adil. Dan gue belom adil. Which is gue belom bisa unlock semua itu. Aslinya, janji gue kebanyakan sih ya, mungkin gue cocok jadi pemerintah. Masuk partai, kampanye, kasih janji, dipilih masyarakat, duduk di sofa rumah dan ga dateng rapat tapi dapet duit.
Lah jadi monoton gini postingannya.
Intinya, bener kata anak-anak Teranggana, "Jangan jadiin harapan lo cuma jadi 'harapan'". Berarti, mulai sekarang. Sekarang.
Gue ga punya banyak doa buat Teranggana, karena doa gue dari dulu selalu sama yaitu bikin E-Writer dianggap sama masyarakat. Bikin Indonesia tau kalo E-Writing itu sesuatu. Ya tapi semua butuh proses, kan?
Gue juga ga punya banyak harapan, karena harapan gue dari dulu selalu sama yaitu bikin Teranggana sukses dan anak-anaknya bahagia. Gue udah terlalu banyak ngasih harapan sama mereka, dan gue harus kabulin itu. Seakan-akan mereka kayak, "Papa! Mana mainan yang katanya Papa mau beliin!?", dan gue adalah seorang ayah yang dililit utang sama geng Kapak.
Janji? Ya janji gue masih sama, jadi ketua yang baik. Tapi sebelum jadi ketua yang baik, gue harus bisa jadi manusia yang baik. Dan sebelum menjadi manusia yang baik, gue harus belajar jadi manusia yang adil. Dan gue belom adil. Which is gue belom bisa unlock semua itu. Aslinya, janji gue kebanyakan sih ya, mungkin gue cocok jadi pemerintah. Masuk partai, kampanye, kasih janji, dipilih masyarakat, duduk di sofa rumah dan ga dateng rapat tapi dapet duit.
Lah jadi monoton gini postingannya.
Intinya, bener kata anak-anak Teranggana, "Jangan jadiin harapan lo cuma jadi 'harapan'". Berarti, mulai sekarang. Sekarang.
"Don't let your dreams be dreams. DO IT!"
-Shia Labeouf
