Yang jadi permasalahannya adalah, cara kita manggilnya gimana. Tergantung perspektif masing-masing sih. Ada yang liat fisik, sifat, gaya hidup dan lain-lain. Namain orang dengan panggilan unik sih boleh aja, asal jangan berlebihan dan ga nyakitin.
Gue rasa ya, 98% nama di dunia ini pernah dipake. Ini 2015 men, kalo emang ada buku catatan nama manusia dari jaman nabi Adam sampe sekarang, mungkin lo bakalan ganti nama karena nama lo pasaran. Tapi untung aja ya kita ini di dunia, bukan game. Kalo iya di game, mungkin pas lo namain anak lo --misalkan "joni"-- mungkin dokter bakalan bilang 'Maaf, Bu. Nama "Joni" udah dipake. Mungkin ibu bisa pake "Joni123" atau "Jo_ni".
Gue beruntung banget hidup di keluarga yang alhamdulillah harmonis nan bahagia, sayangnya, dalam panggil-memanggil suka ga bener.
Waktu awal nikah, bokap minta dipanggil 'Papa' sementara nyokap pengen dipanggil 'Ibu'. akhirnya setelah gue lahir, mereka putusin buat panggilan 'Papa-Mama'.
Bokap orang Bali, gue panggil adeknya yang perempuan 'Tante' dan manggil adeknya yang cowok 'Om', simpel.
Berbeda dengan keluar nyokap yang dari Medan. Kakak pertamanya cewek, gue panggilnya 'Mami' karena emang udah di keluarga ibu gue manggil tante tuh bisa 'Tante' bisa 'Mami'. Gue panggil kakak keduanya yang cowok, bukan 'Om', melainkan 'Ayah' dan manggil istrinya 'Bunda'. Kenapa? Keikut sama sepupu gue yang teriak-teriakin kata 'Ayah' dan 'Bunda' buat manggil ortunya, yaudah gue keikut dan sampe sekarang manggilnya 'Ayah'. Sementara buat adeknya nyokap gue manggilnya 'Om'. Panggilan dari keluarga ibu gue kadang suka belibet.
Setelah kejadian "Kafi-Ngikut-Manggil-Ayah", sepupu gue ganti panggilan buat orangtuanya jadi 'Papa-Mama', tapi gue ga ikut manggil 'Papa'.
Gue manggil kakek dari ibu gue 'Ajoh', dan gue manggil nenek dari ibu 'Atok'. Anehnya, di keluarga ibu gue, mau cowok mau cewek, kalo udah bercucu dipanggilnya 'Tok/ Atok', sementara gue manggil kakek gue 'Ajoh', ngikut nyokap. Di sisi keluarga bokap, gue manggil kakek 'Pekak' dan nenek ya 'Nenek'. Sayangnya gaada yang aneh dari sini, karena keluarga bapak gue yang bercucu dipanggilnya 'Kakek' atau 'Nenek'. Panggilan leluhur kadang suka susah ya.
Dalam nyebut diri sendiri di keluarga gue juga beda-beda. Di keluarga bokap pake 'Aku-kamu' ke yang lebih tua boleh, tapi gue lebih seringnya denger 'Saya-kamu' sih. Berbeda dengan keluarga nyokap yang kalo pake 'Aku-kamu' ga dibolehin, palingga sebut nama atau manggil jabatan (Kayak kakak atau adek gitu). Dari kecil kalo ngomong ke yang lebih tua lebih sering nyebut 'Kafi' dibandingkan 'Aku', dan buat manggil orang biasanya gue nyebut nama. Kebiasaan ini kebawa sampe ke acara ngumpul sama keluarga bokap yang biasanya 'Aku-kamu'.
Permasalahannya adalah, ada satu orang rebelion yang hidup di keluarga gue, namanya Naila. Dia mulai pake 'Aku' ke bokap-nyokap. Kalo kata nyokap, ada yang pake 'Aku' ke orangtua, pasti dimarahin. Tapi Naila dibiarkan. Sudahlah biarkan, namanya juga masa puber.
Di rumah gue biasa dipanggil 'Kak' atau 'Fi'. Gue seneng karena gaada yang namanya mirip. Nyokap aja manggil kakaknya 'Mbak'. Permasalahannya adalah ketika tante gue yang satu lagi dateng, dia dipanggilnya 'Kak' juga.
Pernah sekali nyokap teriak-teriak manggil ''Kak'. Gue kira kan yang dipanggil tante gue, eh nyokap malah ngamuk 'Kamu kok dipanggil ga nyaut-nyaut?!'. Ow fuck.
Gue punya banyak temen yang namanya mirip-mirip. Ada Icha-Ica-Eca-Echa-Caca, Rizky-Rizki-Rifky-Rifki-Rifqi, Putri-Puti-Puthi-Fitri, Rafli-Rafi-Raffi-Rafii-Kafi-Kahfi-Khafi-Davi-Davy-Nafi, Raihan-Rayhan-Reyhan, dan lainnya. Panggilan di sekolah pun jadi unik, ada juga yang dipakein julukan dan kata-kata absurd lainnya. Alhamdulillah gue ga dapet julukan aneh selain 'Ujang' dan 'Jereng' (Karena mata gue beneran jereng).
Masing-masing orang punya panggilan tersendiri gitukan, semacam nickname dari nickname nya. Kayak 'Kafi' jadi 'Kaf', atau 'Rifky' jadi 'Rif' dan semacamnya.
Tapi kenapa kok gue bisa dipanggilnya 'Kaf'? Kok bisa? Padahal aslinya gue kurang suka juga.
Semua berawal dari kelas 1 SD lalu. Waktu itu gue masih dipanggil 'Fi'. Di rumah gue juga dipanggil 'Fi'. Tapi semenjak kelas 2, entah gatau siapa lupa gue, ada yang manggil gue 'Kaf'. Apasih pake 'Kaf' segala? Itu tuh waktu lo nyebut 'Kaf', ludah lo muncrat-muncrat. Jijik. Fffffff gitu kan bikin butiran air bau amis yang berasal dari mulut lo muncrat-muncrat.
Akhirnya gue sadar waktu kelas 3, ternyata gue dipanggil 'Kaf' karena ada anak yang namanya 'Raffi' dipanggilya 'Fi'. Mungkin karena gue kurang beken apa gimana, gue turun derajat jadi 'Kaf'. Tapi gapapasih, semenjak gue pake 'Kaf', kalo main sama Raffi suka ga salah kepanggil. Permasalahan berikutnya adalah ketika main sama Davy yang dipanggilnya 'Dav'. Vvvvv itu bikin lo ngeluarin ludah dibandingkan fffff. Thanks, Raf. Thanks.
Aslinya gue pengen ganti nama jadi 'Rizky Ekayasa', cuman nama 'Rizky' udah banyak.
Pengen ganti nama 'Eka', gajadi. Karena 'Eka' terdengar seperti nama wanita. Dan gue tau temen gue ada yang nama bokapnya 'Eka'.
Frustasi aja kalo ada yang naro muka depan gue trus teriak 'KAFF!!' dengan huruf F yang ditekan. Gue lupa bawa payung. Ga bawa jas ujan. Gaada angin gaada gledek eh tiba-tiba ujan. Mungkin gue bisa syuting film Bollywood nari-nari dibawah ujan sambil muterin tiang. Biasanya, kalo ada yang manggil gue 'Kaf', gue langsung seger. Tiba-tiba udah dimandiin. Seger abis. Gue ga butuh sampo sensasi cool buat bisa ngerasain sensasi dingin. Cukup minta orang manggil gue 'Kaf'.
Jujur, gue seneng banget kalo dipanggil 'Fi' dibanding 'Kaf', makanya gue lebih cepet sinkoron ke orang yang manggil gue 'Fi'. Gampang aja gitu. Ngobrol bisa was wes wos. Buat mereka yang panggil gue 'Fi', makasih banget. *Crying in Indonesian*
Gue pikir dengan dimulainya gue masuk grup yang anaknya gaada yang gue kenal, hidup gue bakalan tentram dengan panggilan 'Fi'. Sampe akhirnya temen sekelas gue manggil 'Kaf' dan semua ikutan manggil kata yang sama.
Waktu gue bikin Teranggana, gue berharap bisa dapet julukan 'Fi' dibanding 'Kaf'. Ternyata engga.
Kalo sampe SMA gue ga dapet panggilan 'Fi', mungkin gue sakit hati terdalam. Gaklah. Apasih Kafi.
Hai, nama gue Kafi Rizky Ekayasa. Iya ada Rizky sebenernya. Dan disini gue pengen bahas kenapa gue hampir gapernah pake Rizky di kehidupan sosial gue.
Kalo nama gue disingkat, jadi Kafi R. Ekayasa. Banyak orang menduga gue anak Rekayasa genetik karena nama gue ini. Padahal pernah gue cari di Google kalo Hampir gaada orang bernama 'Ekayasa'. Yang gue temuin paling 'Eka yasa', bukan 'Ekayasa'. Ekayasa tuh nama bapak gue, cuy. Nama gue juga. Nama anak dan cucu gue juga. Kasian jangan diejek gitu. Tapi gue juga bingung sih, 'Ekayasa' tuh artinya gue gatau. Bokap aja gatau. Mungkin kakek gue juga gatau. Apa nasib keturunan gue kalo ditanyain arti namanya apa. Yang gue tau cuma 'Eka' tuh artinya satu.
Banyak juga orang menduga gue adalah kaum yang melenceng dari agama. Kenapa? Nama gue Kafi Rizky. KafiRrrrrrrizky. Kafir. Ya. Makasih. Gue bisa-bisa diusir dari mesjid kalo mereka tau nama gue ini. Jangankan pengurus mesjid, temen-temen aja manggil gue 'Kafir' dan lainnya. Dibilang murtad lah. Dibilang penyebar agama sesat lah. Apalah. Eek emang. Maksud gue kayak, itu ejekan terjayus yang pernah gue denger. Lebih jayus daripada postingan blog gue. Just... Stop. #PrayForKafi
Gue pernah dapet julukan 'Kafi Goreng' karena apapun makanan yang gue konsumsi waktu itu, pasti digoreng (Nasgor, mie goreng, dll). Gue pernah dipanggil 'Barongsai' karena gue lagi seneng-senengnya koprol di lantai. Gue pernah dipanggil 'Si Bos' karena gue yang punya pangkalan sepeda (Baca : Halaman rumah) waktu itu. Dan terakhir yang masih gue inget, gue pernah dijuluki 'Jayus' waktu SD. Jadi jangan heran kalo lawakan gue gapernah sukses, karena emang dasarnya begitu.
** ** **
Finally gue bisa update postingan. Whew. Makasih buat kalian yang udah baca postingan kali ini! You're awesome! Leave a like and comments down below if you do like this post aannndd see you soon fellas!
Hai kafgor (kafi goreng)...lucu fi..
ReplyDeleteom Uche baca sambil diliatin si kiting yg keheranan karena bacanya ketawa2...
Keren nih... asli lucu dan ga jayus *beneran suwer... mulai skrg ga panggil kaf lg deh kecuali lupa... yg ini okeh kakak kafi goyeng.... "mamiv"
ReplyDelete