Biji punya dampak besar pada dunia.
Yang pertama, biji itu memiliki dampak positif dalam ilmu IPA. Lo bisa tau apa jenis pohon itu lewat biji dalam buah yang dihasilkan pohon tersebut. Kalo bijinya 1, namanya Monokotil. Kalo bijinya 2 atau lebih, namanya Dikotil. Contoh buah berbiji satu seperti : alpuket dan mangga. Sementara buah berbiji 2 atau lebih seperti : jeruk dan pisang.
Loh, Kaf, pisang ada Bijinya? Iya. Pisang punya Biji.
Sekali lagi gue bilang, lo ga salah baca, Pisang punya Biji.
So, i saw a post from 9GAG, disana dibilang kalo pisang dulunya punya biji. Jaman dulu banget, sekitar masa-masa prehistoric, pisang itu di dalem dagingnya ada biji. Manusia suka sama pisang, tapi gasuka bijinya. Maka dari itu manusia berusaha memilih bibit unggul pisang yang tak berbiji.
Tahun demi tahun, era demi era dilewati, akhirnya manusia berhasil membudidayakan pisang tak berbiji melewati proses seleksi alam buatan atau bisa dibilang pemilihan bibit unggul. Menurut gue, proses ini lebih enaknya disebut 'Pemandulan'. Kenapa? Karena ini adalah proses dimana memisahkan pisang dengan bijinya.
Dampak kedua yang kita tau adalah, bahwa biji berdampak besar dalam ilmu matematika. Kata 'Biji' digunakan setelah menyebutkan jumlah. Contoh : 'Mas, beli apelnya 5 biji', 'Eh beli satenya berapa biji?', dan 'Saya liat burung peliharaan pak RT, ada 8 biji!'. Kata 'Biji' juga bisa diterapkan untuk anak-anak balita yang baru belajar berhitung. Dengan begitu, seorang anak akan lebih mudah mengerti dalam hitung-hitungan.
'Sebiji apel tambah dua biji apel berarti apelnya adaaa...??'
'Tiga bijiiii!!'
'Pinteeerr'
Dampak biji dalam kehidupan yang ketiga adalah, biji membawa kehidupan.
Biji, seperti yang kita tau, kalo kita tanem di dalem tanah dan dirawat (Ga dirawat juga gapapa, intinya nutrisinya terpenuhi) maka akan tumbuh menjadi tanaman. Karena biji adalah bibit penerus dari sang induk.
Dulu gue pernah nyoba nanem biji jeruk di halaman rumah. Entah sampe sekarang ga tumbuh-tumbuh. Mungkin karena tanahnya ga bagus atau emang kecabut duluan pas pembantu bersihin halaman.
Kehidupan lo di dunia ini juga ada berkat biji. Ya. Gue ngomongin biji yang emang 'Biji' yang ada di pikiran lo pas baca judul postingan ini. Tanpa adanya biji di selangkangan bokap lo, dapat dipastikan lo ga hadir di dunia ini.
Kalo kalian belajar IPA dengan baik dan benar, pasti lo tau dong asalnya sperma dari mana. Dari testis ya, kan? Dan nama lain testis itu apa? Whoa, gue yakin lo tau banyak. Mulai dari pel...
Anyway, biji juga berdampak pada ilmu sosial dan bahasa.
Kata 'Biji' juga sama artinya dengan 'Bibit', dan 'bibit' juga mengartikan 'Calon' / 'Yang akan menjadi..' (Semacam itulah ya lo ngerti lah maksud gue apa). Kata 'Bibit' digunakan seperti : 'Dia adalah bibit penerus bangsa', 'Kamu memberikan bibit cinta penuh kasih sayang kepada diri ku', atau 'Bibit ini begitu indah'.
Tapi mengganti kata 'Bibit' menjadi 'Biji' ga selamanya bisa dipake. Contohnya : 'Dia adalah biji penerus bangsa', kebacanya ga genah gitu. Ilfeel. Apalagi 'Biji ini begitu indah', ambigu level max.
Omong-omong soal penggunaan kata 'Biji', ada beberapa kalimat yang bisa dipakein kata 'Biji'. Biasanya kata-kata ini beraura ngejek, kasar, atau mungkin sedikit khas Betawi. Contohnya kayak : 'Bijimane, lu!', 'HAH!? Biji bapak lu!', atau yang lagi ngetrend, 'Biji Cabe'.
Penggunaan bahasa kasar Bijinisme lainnya seperti 'Woi biji lo ngon.....
Betewe, nyokap sama bokap gue suka Biji. Mereka seneng banget sama biji sampe-sampe mereka koleksi banyak. Kata bokap, lagunya biji bagus-bagus.
JADIII
Biji is love, Biji is life.
Sekian pembahasan ga bermakna dari blog ini, saya Dr.Kafi Ekayasa mengundurkan diri.
** ** **
Ey wazzup balik lagi ke postingan yang di buat tanpa makna dan tujuan. Sorry banget kalo pembahasannya kayak gini. Gue tau lo ga suka jadinya gue buat ini. Maaf banget buat kalian yang tersinggung sama kalimat-kalimat yang gue taro di atas. Maaf kalo kalian tersinggung gapunya biji. Maaf banget.
No comments:
Post a Comment